Gazebo Saintek, tak perlu diragukan lagi, sebagai mahasiswa Kami memerlukan tempat yang nyaman, Sejenak melupakan permasalahan saat perkuliahan ataupun menjadikan perkuliahan sebagai sesuatu yang menyenangkan.
Nyaman. Tidak harus segala sesuatu yang sempurna, nyaman bukan berarti segala sesuatu terpenuhi. Yang jelas Kami tidak perlu tempat yang jauh, cukup sebuah naunganpun Kami terima. Dan Kami memiliki itu.
Orang menyebutnya kantin, namun nyatanya tidak semua duduk untuk menikmati makanan, jadi cukup katakan saja sebagai Gazebo. Sebuah Gazebo dengan bambu dan baja sebagai struktur dan pemanis, disanalah Kami menghabiskan waktu untuk bersantai. Jika kalian berkata, apakah nyaman? Tergantung. Jika kalian memandang nyaman adalah tidak bocor, tidak panas, tempat duduk banyak, maka tempat itu adalah tempat yang tidak nyaman.
Tapi Kami akan berkata tempat itu nyaman, meski atap twinlightnya tetap membuat panas di siang hari, dan bocor di saat hujan, Kami tetap nyaman, cukup bergeser sedikit disaat bocor. Cukup menahan panas sedikit apabila masih sanggup. Atau geser kanan kiri kalau laptop Kami yang memintannya. Meskipun bambunya mulai keropos terkena air. Besi yang sedikit berkarat di beberapa sisi. Kami tetap tidak terganggu. Asalkan Kami bisa mengobrol ataupun duduk santai mengerjakan tugas, Kami rasa cukup.
Kenyamanan sesuai teori memang bagus, tapi Kami tetap bisa menikmati kenyamanan dari sudut pandang yang lain. Cuaca memang menjadi kendala, tapi bukan masalah. Tak selamanya arsitektur harus memenuhi kebutuhan manusia secara seutuhnya.
Mahasiswa Arsitektur UIN Malang
(tulisan ini merupakan Feature teks Saya saat mata kuliah Jurnalisme Arsitektur)
iki tah Mus tulisan hasil jurnalisme arsitektur mu?
ReplyDeleteTernyata gak tak upload zam. Sepertinya ini tugas UTS.
Delete